Studi Eksperimental Pengaruh Facebook terhadap Kredibilitas

Studi Eksperimental Pengaruh Facebook terhadap Kredibilitas – Orang semakin beralih ke media sosial untuk mendapatkan update berita harian mereka. Namun, kami baru mulai memahami bagaimana perkembangan ini memengaruhi persepsi orang tentang berita yang dikonsumsi.

Studi Eksperimental Pengaruh Facebook terhadap Kredibilitas

Artikel tersebut melaporkan eksperimen yang dirancang untuk menyelidiki pengaruh distribusi berita di media sosial (Facebook) terhadap kredibilitas pesan berita. Kelompok kontrol diekspos ke berita di situs web berita asli, dan kelompok perlakuan diekspos ke berita yang sama yang dibagikan di Facebook.

Hasil menunjukkan bahwa distribusi melalui Facebook mempengaruhi kredibilitas berita. Efeknya paling kuat ketika politisi adalah pengirim perantara, dan sampai batas tertentu bergantung pada afiliasi partai pengirim perantara dan audiens media sosial.

Dalam konteks berita palsu, hasilnya meyakinkan: masyarakat kurang percaya terhadap berita yang mereka konsumsi melalui media sosial. Namun, hasilnya juga menunjukkan bahwa berbagi berita di media sosial dapat berkontribusi pada penurunan kepercayaan dalam jangka panjang terhadap berita.

Pengantar

Internet dan kemunculan media sosial 1 telah mengubah sistem komunikasi politik negara-negara demokrasi maju secara mendasar (misalnya Chadwick 2013; Blumler 2016). Berita sekarang tidak hanya tersedia di banyak platform 24/7 dengan tenggat waktu terus menerus, tetapi berita juga tersebar dan dikonsumsi di jaringan digital melalui apa yang disebut perantara, seperti platform media sosial seperti Facebook.

Dengan kata lain, cara orang mengkonsumsi berita sedang berubah. Semakin banyak orang, khususnya kaum muda, beralih ke media sosial, biasanya Facebook, untuk mendapatkan berita harian mereka (Newman et al. 2018; Elvestad dan Phillips 2018; Nielsen dan Schrøder 2014 ;).

Meskipun perkembangan ini berpotensi memiliki efek mendasar pada audiens berita dan peran media berita dalam masyarakat demokratis, kita baru mulai memahami bagaimana perantara tersebut memengaruhi persepsi orang tentang berita dan kredibilitas berita (lihat Anspach 2017; Sterrett et al 2019; Turcotte dkk. 2015).

Dari perspektif demokrasi, penting bagi warga negara untuk menemukan berita tentang politik dan urusan terkini yang kredibel dan dapat dipercaya (misalnya Coleman 2012). Semakin dipercaya suatu sumber berita, semakin efektif dalam menginformasikan warga tentang informasi relevan yang diperlukan untuk membuat pilihan politik (Hovland dan Weiss 1951; Zaller 1992; Dahl 1998).

Kepercayaan pada berita, atau kredibilitas berita, mencakup berbagai faktor mulai dari kepercayaan atau kredibilitas pada sumber, jurnalis, outlet berita, hingga organisasi berita (misalnya Kohring dan Matthes 2007; Fisher 2016). Distribusi berita di media sosial memperkenalkan faktor-faktor baru yang berpotensi mempengaruhi penilaian kredibilitas orang terhadap berita (misalnya Anspach 2017; Oeldorf-Hirsch dan DeVoss, 2020; Sterrett et al. 2019; Tandoc 2019; Turcotte et al. 2015).

Dalam artikel ini, kami berkontribusi pada literatur yang muncul tentang kredibilitas berita dan media sosial melalui eksperimen yang dirancang untuk menyelidiki sejauh mana dan dalam arti apa berbagi berita di media sosial memengaruhi kredibilitas berita.

Lebih tepatnya kami mempelajari jika orang menemukan berita yang didistribusikan melalui Facebook kurang kredibel dibandingkan ketika disajikan di situs berita asli. Eksperimen tersebut disematkan di putaran II Norwegian Election Campaign Panel Survey (NECS),

di mana kelompok kontrol diekspos ke berita di situs web sumber aslinya, sementara kelompok perlakuan diekspos ke berita yang sama yang didistribusikan di Facebook, dengan platform berita asli masih terlihat.

Studi Eksperimental Pengaruh Facebook terhadap Kredibilitas

Kami mengembangkan, berdasarkan studi yang ada, kerangka analisis faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi evaluasi kredibilitas ketika berita didistribusikan di media sosial. Faktor-faktor ini, menurut kami, bertindak sebagai isyarat dan mengaktifkan heuristik yang mempengaruhi evaluasi berita (misalnya Metzger, Flanagin, dan Medders 2010).

Lebih tepatnya, kami mengidentifikasi dan mengembangkan hipotesis terkait dengan platform perantara (misalnya Facebook), pengirim perantara (individu, organisasi, atau halaman yang berbagi berita), dan sumber berita asli (misalnya, penyiar publik atau outlet komersial).